Sejenak coba renungkan bahwa Kamu adalah produk dari semua pilihan dan takdirmu. Bagi seorang muslim, tentu sudah familiar dengan konsep takdir atau ketentuan yang sudah ditetapkan oleh Maha Pencipta. Tak ada yang bisa dilakukan dalam masalah takdir ini kecuali kita mengimaninya dan menerimanya dengan sepenuh hati. Namun demikian, tidak sedikit dari kita yang muslim ini salah paham terhadap konsep takdir. Ada yang berpandangan bahwa semuanya ini tak ada keterlibatan kita sebagai manusia, semua sudah ditakdirkan, padahal itu menyangkut perbuatan manusia yang pasti ada pilihan dan konsekuensinya. Dulu, pernah salah paham terhadap takdir ini dan akhirnya salah pilih dan salah ikhtiar. Pernah berkeyakinan jika memang ditakdirkan kuliah di UGM atau IPB, maka belajar atau tidak maka pasti masuk. Ternyata salah, karena syarat diterimanya masuk UGM atau IPB cukup banyak, mulai dari mendaftar lalu ujian dan harus lulus dengan nilai yang ditentukan. Harusnya, opsi yang dilakukan adalah mendaft
Sebuah pelajaran dari Hatim Al-Asham yang diserap dari gurunya, Syaqiq Al Bakhi, selama 30 tahun bersama. 1. Banyak manusia ragu terhadap jaminan rezeki yang Allah berikan. Padahal, jaminan Allah itu bersifat pasti. Maka, jangan sibukkan hatimu dari perkara yang sudah pasti. 2. Setiap orang punya teman. Maka, jadikalnlah amal sholih sebagai teman terbaik yang akan menemani dan sekaligus penolong dalam hisabNya. 3. Setiap orang memiliki musuh. Maka, jadikanlah musuh bila engkau berbuat taat kepada Allah sedangkan ia menggodamu untuk bermaksiat atau menghalangimu dari ketaatan. 4. Setiap manusia dituntut dan yang menuntut malaikat maut. Maka, luangkanlah waktu untuk bersamanya, mengingat kematian sehingga saatnya nanti sudah siap untuk dijemput. 5. Menafikkan hasad dan meridhoi dengan mengasihi semua orang selaykanya mengasihi diri sendiri. 6. Setiap tempat yang didiami pasti akan ditinggalkan. Tempat kembali semua orang adalah kuburan yang dibaliknya hanya ada surga dan neraka. Persi